Bahaya Mengintai dalam Makanan Goreng

www.kompasiana.com
                                        www.kompasiana.com

Gorengan, makanan murah meriah yang satu ini memang dapat dengan mudah kita temukan dimana saja. Renyah, gurih, nikmat dan bisa dijadikan santapam di segala kondisi. Namun sayangnya ada bahaya yang mengintai bagi kesehatan tubuh di balik kelezatannya. Bahaya apa saja? Simak ulasan selengkapnya.

Bahaya mengintai dalam makanan goreng

Selain praktis, jenis makanan gorengan ini murah meriah dan rasanya gurih karena mengandung garam. Oleh karenanya, konsumsi makanan gorengan banyak di minati di indonesia dari mulai rumah tangga sampai rumah makan banyak menyajikan makanan gorengan, dan jenis makanan ini paling banyak diminati daripada jenis makanan yang di kukus atau direbus. Ada banyak bahaya kesehatan pada makanan gorengan ini, berikut penjelasannya

Gorengan dan junk food

Banyak ahli nutrisi menilai makanan gorengan ini digolongkan kedalam jenis makanan junk food yang dinilai bisa membahayakan dan tidak sehat. Hal ini disebabkan minyak yang digunakan untuk menggoreng merupakan bahan yang paling mudah teroksidasi. Ini bisa dilihat dari perubahan warna minyak yang kehitam-hitaman setelah dilakukan penggorengan beberapa kali.

Memang betul bila ada produsen minyak goreng yang mengklaim bahwa produk minyak goreng mereka mengandung lemak tak jenuh sesuai yang tertera di produk mereka, karena memang minyak goreng berasal dari tumbuh-tumbuhan. Akan tetapi, banyak orang yang tidak menyadari bahwa lemak jenuh tetap akan muncul saat sampai pada proses pencernaan manusia. Bila lemak jenuh ini menumpuk terlalu banyak tentu akan berdampak buruk pada kesehatan manusia.

Bahaya makanan gorengan

Apabila makanan sudah teroksidasi selanjutnya akan memudahkan radikal bebas terbentuk dan masuk ke dalam tubuh. Apabila sudah masuk ke dalam tubuh, radikal bebas ini dapat melemahkan dan menghancurkan DNA dalam sel-sel tubuh. Berawal dari sini maka akan mulai bermunculan penyakit kanker, kolesterol dan berbagai gangguan kesehatan lainnya. Gorengan yang tinggi akan kandungan lemak akan menyebabkan gangguan tenggorokan seperti batuk. Lemak jahat ini akan merangsang tenggorokan dan membuatnya gatal, sehingga mudah terserang batuk.

Bagi penderita penyakit maag, memakan makanan gorengan sebaiknya dihindari. Sebab, dengan kandungan lemaknya, lambung akan cepat terisi, tapi lambat untuk dicerna. Ini yang akan menyebabkan rasa kenyang pada orang yang memakan gorengan, padahal baru memakan beberapa potong saja. Apabila ini secara rutin dilakukan akan membuat kerja lambung menjadi terganggu.

Resiko kanker

Penelitian juga menunjukkan mengkonsumsi gorengan akan meningkatkan kolesterol jahat dalam tubuh dan memicu munculnya kanker. Ini disebabkan, makanan yang mengandung karbohidrat, seperti kentang, singkong, dan ubi yang mengalami proses oksidasi dapat membentuk senyawa bersifat karsinogenik, yaitu senyawa yang memicu kanker yang dinamakan akrilamida.

Senyawa akrilamida ini merupakan senyawa yang banyak digunakan di laboratorium penelitian dan digunakan sebagai zat untuk mengumpulkan kotoran dan proses pemurnian air, seperti pemurnian untuk air minum atau pada PDAM. Bahaya yang disebabkan oleh senyawa ini cukup besar. Sebab, selain menyebabkan kanker juga merusak jaringan saraf. Itu sebabnya, akrilamida ini dinamakan juga zat neurotoksik.

Selain memicu tumbuhnya sel kanker dan gangguan saraf, senyawa akrimilda juga memicul tumor, termasuk DNA dan menganggu sistem reproduksi, menganggu kesuburan, dan dapat memicu keguguran. Paling tidak, senywa akrimilda ini apabila dikonsumsi oleh wanita hamil maka bayi tesebut berpotensi lahir cacat (teratogen).

Senyawa Akrilamida yang terdapat pada makanan biasanya timbul dari proses makanan yang digoreng ataupun di panggang. Memasak makanan dengan suhu tinggi ini mengakibatkan senyawa karbohidat pada bahan makanan tersebut terpencar. Kamudian dari karbohidrat yang terpencar-pencar ini lalu bereaksi dengan asam amino, sebuah senyawa penyusun protein yang membentuk senyawa akrilamida.

Pada hasil penelitian yang dilakukan oleh universitas Stockholm, Swedia yang berjudul Analysis of Acrylamide a Carsinogen Formed in Heated Foodstuffs, Eden Tareke, menemukan fakta bahwa bahan pangan yang dimasak dengan cara direbus ataupun di kukus ternyata hanya sedikit mengandung senyawa akrilamida. Sehingga, bahan makanan yang diproses dengan cara ini lebih aman untuk dikonsumsi. Berbeda dengan bahan makanan yang dimasak dengan cara digoreng dengan suhu sekitar 190-220 derajat celsius, ternyata banyak mengandung senyawa akrilamida, yaitu berkisar 2.500 mikrogram.

Untuk batas toleransi senyawa akrilamida ini bagi orang dewasa adalah 0,5 mikrogram perhari. Sehingga, bagi anda terutama para emak patutlah waspada dan sebaiknya dikurangi. Dengan kadar sebesar 0,5 mikrogram sistem pencernaan tubuh dapat mengeluarkannya dalam bentuk urine ataupun ketika buang air besar. Akan tetapi apabila sudah terlalu banyak tubuh tidak dapat mengeluarkannya sehingga menimbulkan berbagai gangguan penyakit.

Lemak Trans dalam minyak goreng

Selain seperti yang dijelaskan di atas, dalam gorengan juga mengandung lemak trans yang merupakan lemak jahat yang memicu penyakit. Mengonsumsi lemak trans yang berasal dari gorengan akan menaikkan kadar LDL kolesterol menjadi lebih jahat lagi. Semakin banyak kadar lemak trans, akan menjadi pemicu kolesterol jahat yang sudah ada dalam tubuh menjadi makin jahat. Dengan semakin tingginya kadar kolesterol jahat dalam tubuh maka kemungkinan terserang penyakit jantung koroner semakin mudah. oleh sebab itu, sangat baik bagi penderita penyakit jantung untuk menghindari makanan yang tergolong makanan sampah ini dan sebaiknya olahlah makanan dengan di rebus atau di kukus.

Kalau belum bisa menghindar sama sekali dari jenis makanan yang satu ini, setidaknya belajarlah untuk mengurangi porsinya. Imbangi dengan makanan yang bergizi lainnya, agar tubuh kita tetap sehat dan jauh dari penyakit ya Mak.