
Di Indonesia, banyak sudah remaja berhijab yang sukses dan merasa tidak terhalang untuk berkiprah dalam bidang apapun. Sebut saja artis dadakan jebolan X Factor, Fatin Shidqia.
Ini Dua Remaja Berhijab yang Sukses Berkarir di Dunia Lelaki
Setelah mantap berhijab di usia remaja, kemampuan Fatin berkarya dalam dunia tarik suara malah terus berkembang, tanpa merasa terhalang oleh hijabnya. Begtiu pula Shirin Al Athrus yang merilis sebuah buku mengenai hijab dan menjadi inspirasi hijab termuda pada usianya yang masih 13 tahun.
Lain di Indonesia, lain pula gambaran di negara Barat dan Timur ini. Dua remaja berhijab, Chahida Chekkafi dan Mayam Mahmoud, keduanya sama-sama sukses mengembangkan ketertarikannya pada dunia yang masih identik dengan lahan laki-laki sebagai yang pertama kali, karena mereka bangga menggunakan hijab. Berikut ini biografi remaja berhijab yang sukses:
Chahida Chekkafi
Chahida Chekkafi baru berusia 16 tahun ketika pertama kali diakui kehebatannya sebagai wasit muda sepak bola. Bukan hanya karena ia perempuan, tapi juga karena berhijab dan terkenal sangat gesit dan tegas dalam memegang kendali permainan.
Chahida Chekkafi memiliki darah asli Maroko, namun lahir dan dibesarkan di Italia. Mewarisi bakat ibunya yang berprofesi sebagai pemain bola di Maroko, Chahida memilih mengikuti jejak ibunya sebagai wasit. Chahida dalam keseharian adalah seorang gadis cantik dan pemalu yang memiliki mimpi besar. Di lapangan, ia menampilkan sosok yang sama sekali berbeda. Bakatnya dipergunakan untuk mewjudkan mimpi sebagai wasit yang diperhitungkan.
Usaha Chahida tidak sia-sia, ia berhasil menjadi wasit liga sepakbola pria bagi para pemain muda di Italia. Sekalipun ia perempuan dan juga berhijab, tidak lantas membuat gerakan serta perannya dalam mengatur permainan dipersempit.
Justru perannya sangat dibutuhkan karena ia dipercayakan sebagai wasit terbaik oleh komite perwasitan sepak bola di Milan. Terinspirasi akan prestasinya, sebuah koran bergengsi di Italia, Corriere Della Sera, menjadikan Chahida sebagai hot topic yang dipasang pada sampul depan.
Mayam Mahmoud
Perempuan keturunan Mesir yang masih berusia 18 tahun ketika berkesempatan tampil di sebuah ajang pencari bakat ini, berhasil menyihir juri dan penonton dengan sebuah gebrakan baru. Mayam tampil membawakan musik rap. Hingga saat ini aliran hiphop masih jarang dibawakan perempuan, terutama di daerah Timur, apalagi oleh pengguna hijab.
Uniknya, rap yang ia bawakan diciptakan sendiri dan mengandung lirik yang mengangkat keberadaan perempuan di Mesir. Mengingat lebih dari 50 % kaum permepuan Mesir masih ditindas dan dilecehkan hingga saat ini.
Mayam menuturkan bahwa apa yang ia lakukan merupakan ekspresi serta luapan perasaan agar suaranya didengar, dan harapan berkurangnya tindak diskriminasi perempuan dapat membuka mata seluruh pendengar di dunia.
Oleh karena itu, anda sebagai perempuan yang juga memiliki kebisaan tersendiri dalam hal apapun, ada baiknya terus mengupayakan kemajuan bagi diri serta perempuan lainnya agar tidak dianggap marjinal.
Sebagaimana yang diinspirasikan para remaja berhijab yang sukses dalam mengaspirasikan mimpi dan suaranya pada usia yang masih sangat muda.