Pengaruh Televisi Terhadap Kemampuan Berbahasa Anak

Kemampuan Berbahasa Anak
Kemampuan Berbahasa Anak

Kemampuan berbahasa anak akan mengalami peningkatan tersendiri sesuai usianya yang bertambah. Anak yang lebih baik kemampuan berbahasanya menunjukkan bahwa dirinya tumbuh dalam lingkungan yang mendukung terciptanya pengoptimalan kemampuan tersebut. Sementara anak yang berbahasa di bawah rata-rata kemampuan seumurannya, bisa diprediksi megalami hambatan. Alasannya bisa berbagai macam, salah satunya akibat televisi.

Pengaruh Televisi Terhadap Kemampuan Berbahasa Anak

Sejak lama, banyak ibu yang tidak mengetahui secara pasti mengenai efek berbahaya yang bisa ditimbulkan dari anak yang gemar menonton tv. Atau sekalipun tidak gemar, nak memang akan cenderung lebih anteng ketika diberi suguhan tv dalam kesehariannya. Bahkan menjadikan tontonan tv sebagai salah satu waktu spesial bagi anak. Alasannya tentu saja agar ibu lebih mudah dalam melakukan aktivitas.

Kadang, orangtua akan sengaja mengajak anaknya untuk menonton tv, tau enyalakan tv sbagai kebisaan agar anak lebih tenang ketika bermain. Padahal kebiasaan yang terlihat sepele ini berdampak besar bagi tumbuh kembang anak, terutama pada usia balita.

Berdasarkan sebuah survey dan penelitian yang diadakan di Amerika oleh American Academy of Pediatrics menyatakan bahwa kebiasakan menyalakan tv, baik ditonton ataupun tidak, secara langsung akan menghambat kemampuan anak dalam berbahasa serta tingkah laku motoriknya.

Pada survey tersebut, diambil puluhan koresponden orang dewaasa dan anak-anaknya yang masih berusia balita. Penelitian yang dilakukan adalah dengan mengamati interaksi yang terjadi antara orangtrua dan balita selama bermain sambil menyalakan tv.  Selama satu jam, acara yang ditayangkan dalam tv bukan diperuntukkan bagi balita, seklaipun acara tersebut menampilkan program yang berkaitan dengan hubungan orangtua-anak.

Hasilnya, ternyata rata-rata balita cenderung tidak paham dan fokus mengenai apa yang sedang disampaikan orangtuanya. Terutama akibat suara latar televisi yang mengganggu sistem cerna suara yang disampaikan ke otak. Apa yang diucapkan orangtua dan apa yang didengarnya sebagai suara latar melalui suara-suara yang ditimbulkan oleh  tv, membuat konsetrasi mereka terpecah.  Meskipun orangtua terlihat sangat fokus ketika berbicara dengan balitanya.

Hal ini secara nyata menghambat kemampuan berbahasa anak, karena usia balita, terutama sebelum menginjak usia dua setengah tahun, belum dapat memahami apa yang digambarkan oleh televisi. Mereka lebih cenderung hanya menangkap suara-suara yang dihasilkan tv.

Oleh karena itu, sebaiknya ornagtua lebih selektif jika ingin memilihkan acara tv serta lamanya waktu menonton bagi anak. Karena selain mengganggu sinyal ke otak yang menghalangi imajinasnya berkembang, terhambatnya kemampuan berbahasa anak juga dapat disebabkan akibat pengaruh tv.