Bila saja setiap anak yang lahir kedunia ini tidak memiliki keberanian untuk mencoba, pastinya tidak ada yang bisa mereka lakukan. Seandainya anak-anak kita takut menghadapi kegagalan, niscaya mereka tidak bisa berjalan sampai sekarang. Gejala psikologis terhadap kepercayaan diri ini biasanya muncul tatkala anak-anak mulai berinteraksi dengan orang lain. Bagaimana cara meningkatkan percaya diri anak ketika mulai berinteraksi dengan dunia sosialnya ini yang menjadi banyak perhatian orang tua. Berikut ini jenjang percaya diri yang perlu mak super ketahui
Percaya Diri Semu (Pseudo Self Confidence)
Ini merupakan jenjang terendah, tetapi justru banyak diburu. Mereka terlihat penuh percaya diri, tampil dengan sangat meyakinkan dan tampak begitu mengesankan. Mereka percaya diri hanya apabila bersama mereka ada hal-hal atau benda-benda yang dapat mereka terangkat, walaupun sebenarnya tidak ada orang yang terlalu memperhatikan benda-benda itu. Misalnya, mereka akan menjadi minder karena hanphone yang digunakan tidak bermerek atau hanphone lama yang sudah banyak ditinggalkan orang, tapi ketika hanphone mereka berganti menjadi yang lebih canggih (smarphone) dengan berbagai fiture yang banyak, kepercayaan diri mereka menjadi bangkit.

Percaya Diri Karena Kekurangan Orang Lain.
Percaya diri ini ditimbulkan karena orang lain memiliki kekurangan dan kelemahan. Ia merasa percaya diri karena memiliki kelebihan yang orang lain disekitarnya tidak memiliki. Ini sebenarnya bukan termasuk percaya diri dan lebih dekat dengan kesombongan. Sikap seperti ini sebenarnya bentuk lain dari minder. Terhadap yang di atasnya tidak berkutik, sementara terhadap yang dianggap lebih rendah ia akan menepuk dada.
Anak-anak yang dibesarkan dengan cara ini sulit bisa memiliki rasa percaya diri yang kuat. bukan tidak mungkin ketika dewasa nantinya ia akan menyibukkan diri dengan rekayasa kesan agar tampak lebih meyakinkan, apapun bentuknya. Tentu saja pada tingkat ini, mereka sudah tidak bisa lagi disebut percaya diri.
Baca Juga : 5 Cara Mengajari Anak Membaca, Cepat dan Menyenangkan
Percaya Diri Karena Memiliki Kelebihan.
Percaya diri karena kelebihan-kelebihan yang dimiliki, ini lebih positif daripada yang sebelumnya. Ia akan mudah menyesuaikan diri dengan orang-orang yang memiliki minat dan kelebihan yang sama. Ia juga bisa dengan mudah menempatkan diri di lingkungan yang membutuhkan kelebihan-kelebihannya. Tatapi, ia kurang bisa nyaman dengan kekurangan-kekurangan yang dimilikinya. Bahkan bisa jadi, kekurangan itu menyebabkan ia sibuk menutupinya.
Percaya Diri Karena Bisa Menerima Kelebihan Dan Kekurangannya.
Ia menyadari apa yang menjadi kekurangannya, sebagaimana ia menyadari kelebihan-kelebihannya. Kesadaran tentang kelebihan dan kekurangan membuat ia tidak sombong, tidak pula rendah hati. ini berbeda dengan sikap percaya di atas. Orang yang merasa memiliki kelebihan, cenderung tidak mau belajar kepada orang lain. Sementara mereka yang merasa memiliki kekurangan akan minder.
Percaya Diri Karena Sikap Pandang Terhadap Manusia
Percaya diri ini didasarkan pada kuatnya percaya diri karena menjiwai, merasakan, dan memandang semua manusia sama. Tak ada yang membedakan, kecuali ketakwaanya. Bila harus ada perbedaan pada suku yang berbeda karakternya, itu adalah cara untuk saling mengenal, sehingga akan melapangkan dada, meluaskan wawasan, menajamkan pikiran, menghidupkan jiwa, dan membangkitkan kekuatan menyemangati hidup.
Baca Juga : 5 Metode Ampuh Cara Mengajari Anak Berhitung
Sikap percaya diri seperti ini bagus sekali, ibarat air yang mengalir. Ia akan memiliki sikap percaya diri, sehingga ia akan bisa dan mudah untuk beradaptasi dimanapun. Tidak seperti air yang mengenang yang justru akan menimbulkan masalah. orang yang sulit untuk bergaul laksana air yang diam.
Percaya Diri Karena amanah
Rasa percaya diri yang kuat karena melihat pada dirinya ada amanah untuk berbuat. Dalam pandangan agama manapun mengajarkan setiap penganutnya untuk menyuruh kepada kebaikan, menjauhkan dari kemungkaran dan mengajak untuk mengimani Tuhan. Ini merupakan kepercayaan diri yang tinggi yang bukan lahir dari dirinya tapi dari agama. Tidak selalu dalam bentuk kolektif tapi dalam setiap individu.
Dengan mengetahui tingkatan percaya diri di atas, mak super bisa membuat perencanaan terhadap anak bagaimana cara meningkatkan percaya diri kepada anak. Semoga berhasil ya mak