“Pokoknya langsing, walaupun harus minum obat pelangsing berbahaya.”
Jangan sampai pernyataan itu keluar dari mulut Anda ya, Mak. Walau bagaimanapun kesehatan tetap lebih penting dibandingkan dengan tampil ramping namun menjadi pesakitan. So, Kali ini akan kita ulas mengenai 2 zat yang harus diwaspadai ketika Anda memutuskan untuk bisa langsing dengan menggunakan obat pelangsing.
Mengandung Sibutramine
Sibutramine adalah salah satu kandungan yang biasanya digunakan untuk mengupayalan proses pelangsingan. Obat pelangsing yang mengandung zat ini biasanya membuat Anda merasa kehilangan nafsu makan dan membuat Anda merasa ingin terus beraktivitas. Terutama olah raga untuk membuat badan Anda cepat langsing.
Zat inilah yang menjadi penyebabnya. Zat tambahan yang digunakan pada obat pelangsing yang bekerja menghambat pengembalian norepinefrin dan serotonin di celah sinaps. Akibat yang terjadi yaitu nafsu makan ditekan sedemikian rupa sementara pemakaian energi ditingkatkan.
Akibat penggunaan jangka panjang dari obat pelangsing ini yaitu membuat pengkonsuminya menderita insomnia, sakit perut, mual, meningkatnya asam lambung, dan sembelit. Selain itu tekanan darah juga meningkat dari biasanya, sakit kepala, sakit tenggorokan, batuk parah, mulut kering, sering merasa gugup, serta gelisah.
Akibat yang lebih serius dari penggunaan obat pelangsing yang menambahkan sibutramine dalam obatnya yaitu tekanan darah tinggi, jantung berdebar, serta meningkatnya resiko terkena serangan jantung atau stroke, serta epilepsi.
Di Indonesia Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) baru melakukan tindakan nyata dalam melindungi masyarakat dari obat pelangsing yang membahayakan ini dengan menarik izin edar obat-obat pelangsing yang mengandung zat ini. Dasarnya adalah penelitian yang dilakukan tentang Sibutramine on Cardiovaszcular Outcomes Triaf (SCOUT).
Baca juga: Mitos Diet Penggagal Diet
Mengandung Phenolphthalein
Zat ini dikenal pula dengan Fenolftalein yang tiada lain adalah asam dengan kadar ringan yang biasanya dipergunakan untuk kepentingan medis dan ilmiah. Karena saat ini yang kita bicarakan adalah bahayanya dalam obat pelangsing maka akan kita bahas mengenai bahaya dari bahan dasar obat pencahar ini.
Memperlancar pencernaan adalah salah satu poin yang seringkali dijanjikan dalam obat pelangsing. Harapannya tentu pencernaan lancar akan membantu pengeluaran lemak dan berbagai zat di tubuh yang menjadi penyebab kegemukan.
Kekhawatiran terjadi ketika zat ini diujicobakan pada tikus. Hasilnya tikus yang sudah diberi Fenolftalein ternyata mengalami perkembangan tumor. Itulah sebabnya zat yang sering digunakan untuk titrasi ini juga diduga dapat menyebabkan kanker pada manusia.
Atas dasar itulah akhirnya obat pelangsing yang menggunakan bahan ini dalam komposisinya ditarik dari peredaran. Alasannya tentu karena dapat membahayakan kesehatan manusia. Secara otomatis masuk ke dalam daftar obat pelangsing yang berbahaya yang sebaiknya tidak dikonsumsi.
Waspadai Obat Pelangsing
Sebetulnya baru 2 zat ini yang diduga membuat obat-obat pelangsing masuk ke dalam kategori obat pelangsing yang dapat membahayakan kesehatan. Jika Anda ingin menggunakan obat pelangsing sebagai salah satu upaya untuk mengatasi berat badan Anda sebaiknya lebih teliti lagi sebelum mempergunakan obat tersebut.
Pastikan selalu mengecek kandungan yang terdapat dalam komposisi bahan dari obat tersebut. Jika tidak ada maka patut dicurigai bahwa obat pelangsing tersebut mengandung salah satu atau bahkan kedua zat berbahaya tersebut. Dicek juga apakah terdapat ijin dari BPOM atau tidak. Jika tidak ada, sebaiknya lupakan dan beralih pada obat pelangsing yang lain.
Tentunya obat pelangsing yang aman tanpa kedua bahan tersebut. Jika harganya mahal, tentu ada kualitas dibalik harga tersebut. Jika masih takut dengan resiko yang ditimbulkan dari obat pelangsing berbahaya sebaiknya lakukan pengaturan pola makan atau diet. Ubah juga gaya hidup Anda menjadi gaya hidup sehat dengan olah raga rutin. Jika tidak juga berhasil diet, cek “Tips Sukses Diet Sehat”.***