Yang Harus Diketahui Tentang Efek Samping Vaksin

efek samping vaksin
efek samping vaksin

Pekan imunisasi Nasional (PIN) yang serentak digelar pada tanggal 08-15 Maret 2016 di seluruh Indonesia menyisakan banyak cerita. Pemberian vaksin polio secara serentak ini dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mendukung progam Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk menghilangkan penyakit polio di muka bumi. Indonesia sendiri sudah dinyatakan bebas polio sejak tahun 2014. Dengan berduyun-duyun banyak orangtua yang mengajak si kecilnya yang berusia 0-59 bulan datang ke posyandu untuk mendapatkan vaksin polio secara gratis. Salah satu cerita yang tidak luput dari hebohnya pemberitan PIN 2016 ini adalah tewasnya seorang balita yang diduga akibat efek samping vaksin. Benarkah begitu ?

Keamanan Vaksin

Berita tentang meninggalnya balita berusia 2,5 tahun asal Cianjur pasca mendapatkan vaksinasi polio pada Pekan Imunisasi Nasional kemarin menyisakan kehebohan di dunia maya. Meskipun sampai sekarang investigasi mengenai kematiannya masih terus dilakukan untuk mencari tahu apa sebenarnya yang menjadi penyebabnya. Ada yang menduga memang akibat efek samping dari vaksin, tapi ada juga mengatakan anak justru meninggal karena tersedak susu. Apapun itu, semoga investigasinya bisa segera selesai ya Mak dan bisa diketahui dengan pasti apa penyebabnya.

Baca juga : Inilah Alasan Kenapa Indonesia Harus Mengadakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio 2016

Nah, kaitannya dengan kematian balita pasca imunisasi, saya ingin bahas sedikit tentang keamanan vaksin ya Mak. Tidak bisa dipungkiri, vaksin memang bisa menimbulkan efek samping pasca penggunaannya atau yang lebih dikenal dengan istilah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Tapi Mak, meskipun vaksin memiliki efek samping pada kenyataannya efek samping ini sangat jarang terjadi pada anak, kalaupun muncul biasanya hanya dalam derajat yang ringan. Tapi, meskipun ringan tidak sedikit orangtua yang justru malah enggan memberikan vaksin kepada anaknya karena merasa cemas dan khawatir.

Mak, tujuan dibuatnya vaksin adalah untuk mencegah penyakit dengan memanfaatkan virus dan bakteri yang telah diolah dan diproses sedemikian rupa sehingga bisa merangsang sistem kekebalan tubuh penerima.  Vaksin juga sudah dibuat dengan proses keamanan yang sangat ketat, diusahakan agar efek samping yang timbul seminimal mungkin. Kejadian ikutan pasca imunisasi ini pada umumnya ringan dan bisa diatasi dengan melakukan perawatan di rumah. Biasanya KIPI yang muncul, berupa reaksi di tempat suntikan berupa merah, bengkak dan nyeri sehingga membuat anak terlihat rewel. Terkadang ada juga beberapa jenis vaksin yang bisa menimbulkan demam ringan selama 1-2 hari pasca pemberian vaksin, dan ini bisa diatasi dengan pemberian obat penurun panas.

Reaksi Pemberian Vaksin

Vaksin adalah salah satu kemajuan teknologi di bidang kesehatan, yang sudah terbukti dan teruji bisa memberikan perlindungan agar tidak terinfeksi penyakit-penyakit berbahaya. Namun, vaksin tidak bisa terlepas dari efek samping yang ditimbulkan meskipun sudah melalui 4 tahapan penelitian yang sangat ketat.  Untuk memantau terjadinya efek samping pasca pemberian vaksin, biasanya memang anak tidak diperbolehkan untuk segera pulang, karena petugas kesehatan akan memantau kondisi anak hingga bisa dipastikan tidak ada efek samping berat yang muncul.

Baca juga : Tips Mencegah Penularan Polio

Berikut ini beberapa reaksi yang biasanya muncul pasca pemberian vaksin. Karena efek samping sifatnya individual, sehingga sangat mungkin ada perbedaan reaksi antara satu anak dengan anak yang lain.

  1. Bengkak di bekas suntikan : Pemberian vaksin BCG, DPT. Pada kondisi seperti ini, cukup diberikan kompres dingin pada lokasi suntikan.
  2. Demam : Pemberian vaksin DPT, campak. Mak bisa berikan obat penurun panas, kompres dengan air hangat dan berikan lebih banyak cairan.
  3. Lemah dan Lesu : Pemberian  DPT. Biasanya anak akan terlihat lemas pasca pemberian vaksin yang menyebabkan demam, untuk mengatasinya berikan obat penurun panas dan berikan lebih banyak cairan.

Selain reaksi ringan seperti diatas, ada juga kemungkinan munculnya reaksi yang lebih berat, namun ini sangat jarang sekali terjadi bahkan angka kejadiannya bisa mencapai 1 : 1 juta anak. Reaksi itu seperti :

  1. Kejang
  2. Penurunan trombosit
  3. Syok anafilaksis
  4. Menangis kuat lebih dari 3 jam
  5. Hiporesponsif / anak lemah respon
  6. Disfungsi otak

Ada beberapa penyakit lainnya yang seringkali dikaitkan dengan pemberian vaksin seperti autis pasca pemberian vaksin MMR, asma pasca pemberian vaksin pertusis, diabetes pasca pemberian vaksin influenza dan sebagainya tidak bisa dibuktikan secara ilmiah. Jadi Mak, yuk kita hilangkan kekhawatiran yang berlebih tentang efek samping pemberian vaksin. Pemberian vaksin yang teratur, tepat waktu, dan selalu berkonsultasi terlebih dahulu dengan tenaga kesehatan baik dokter atau bidan bisa jadi salah satu cara agar efek samping vaksin yang timbul tidaklah berat.