Mencegah Kekeringan dan Banjir dengan Memodifikasi Hujan

 

hujan
mencegah kekeringan dan banjir

Saat artikel ini ditulis beberapa daerah di Indonesia sedang di landa banjir karena intensitas hujan yang tinggi, tapi ada juga di beberapa wilayah di Indonesia yang masih di landa kekeringan, bahkan di beberapa bulan kebelakang sekitar bulan september – Desember ramai diberitakan tentang kebakaran hutan. Kekeringan, kebakaran hutan, dan banjir dapat diatasi dengan hujan buatan, yakni memodifikasi cuaca untuk mempercepat atau mencegah hujan di suatu tempat.  Mencegah kekeringan dan banjir dengan Memodifikasi Hujan kedengarannya terasa aneh ya mak..? tapi memang begitulah, teknologi sekarang sudah mampu untuk itu.

Hujan Buatan hanyalah istilah dan itu tidak berarti membuat hujan dengan cara menumpahkan air dari pesawat yang terbang di atas ketinggian. Sebenarnya, teknologi hujan buatan adalah upaya para ilmuwan memodifikasi cuaca agar dapat mempercepat, atau sebaliknya mencegah turunnya hujan di suatu tempat. Untuk itu faktor alam harus mendukung, yaitu adanya awan-awan yang mengandung uap air dan berpotensi untuk menurunkan hujan.

Mendatangkan Hujan

Indonesia telah menguasai teknologi hujan buatan ini. Para ahli dari Unit Pelaksana teknis Hujan Buatan pada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (UPT Hujan Buatan BPPT) sudah beberapa kali membuktikan kemampuan mereka, misalnya ketika memadamkam kebakaran hutan dan lahan di kalimantan  dan sumatra. Upaya mendatangkan hujan buatan ini juga pernah dilakukan dalam upaya mengisi tiga waduk di daerah aliran sungai Citarum, yakni Waduk Jatiluhur, Cirata, dan saguling pada april 2003. Selama 20 hari kerja, tim BPPT berhasil mengisi 283 juta kubik air ke waduk tersebut.

Baca juga : Biopori, Solusi Tepat Cegah Banjir

Penguasaan teknologi hujan buatan ini makin penting karena beberapa tahun belakangan ini kekeringan makin sering melanda beberapa wilayah di Indonesia. Di banyak persawahan, para petani kadang-kadang terlambat memulai musim tanam karena tidak ada air. Sementara sumber air sawah mereka adalah curah hujan.

Untuk menghindari hal-hal seperti ini, maka pada saat-saat tertentu, di saat dibutuhkan, diperlukan penerapan teknologi hujan buatan. Namun, sebelum diterapkan pada suatu tempat, berbagai perhitungan akan dilakukan oleh para ahli di bidang ini. Perhitungan itu antara lain mengakut biaya, tingkat keberhasilan, dan perimbangan antara biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang diperoleh.

Mencegah Banjir

Teknologi modifikasi cuaca juga dapat mengendalikan bencana banjir. Hal itu sudah dibuktikan unit Penerapan teknologi Hujan Buatan BPPT pada bencana banjir di Jakarta awal februari 2001. Dari penelitian yang di lakukan, para ahli mengetahui bencana banjir di Jakarta ataupun daerah lainnya di Indonesia karena hujan deras turun sekaligus sehingga tanah tidak mampu lagi menampung air.

Baca juga : Jabar Akan Bangun Museum Gedung Sate, Tercanggih di Indonesia

Untuk itu, dengan langkah memodifikasi cuaca, hujan dapat di cegah. Caranya adalah membuyarkan awan dengan menebar kapur tohor di awan yang berpotensi menurunkan hujan, atau dapat juga dengan melakukan upaya penurunan hujan gerimis atau hujan sedang sebelum terbentuk awan tebal yang berpotensi menurunkan hujan lebat. Modifikasi cuaca ini sebaiknya dilakukan di atas kawasan dimana berada hulu-hulu sungai yang mengalir ke kawasan langanan banjir.

Mencegah kekeringan dan banjir dengan memodifikasi hujan ini bisa jadi bahan pertimbangan pemerintah daerah untuk mengurangi bencana kekeringan ataupun banjir yang melanda beberapa wilayahnya, tapi tetap harus di perhitungkan biayanya, karena biaya untuk modifikasi hujan ini tidaklah murah.