
Kejahatan seksual menjadi salah satu ancaman yang besar untuk anak di era sekarang ini. Disadari atau tidak, penjahat-penjahat seksual sudah berkeliaran di sekitar kita Mak. Sayangnya kita sebagai orangtua tidak bisa mengawasi anak 24 jam dalam sehari. Ada saatnya anak harus pergi tanpa pendampingan kita. Nah saat seperti inilah biasanya membuat kita menjadi merasa cemas, waswas dan gelisah khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan kepada anak. Salah satu cara yang bisa dilakukan orangtua adalah dengan ajarkan anak berani untuk berkata “Tidak”, “Jangan” saat ada gelagat mencurigakan dilakukan oleh orang dewasa terhadap diri mereka.
Anak, Korban Kejahatan Seksual
Mak, fakta pertama yang harus kita pahami adalah anak menjadi objek empuk kejahatan seksual. Korban biasanya berusia 6 hingga 11 tahun, bahkan tidak jarang juga terjadi pada anak dengan usia dibawah itu, usia balita seperti yang pernah terjadi beberapa tahun belakang yang menimpa seorang anak TK di sekolah bergenggi berskala internasional. Sedangkan pelakunya terbanyak ditemukan pada usia 14-17 tahun, dan bahkan bisa pula dilakukan oleh orang yang lebih dewasa.
Baca juga :Â Ancaman Pedofilia, Lampu Kuning Untuk Keluarga
Diluar dari apa yang kita bayangkan, kejahatan seksual terhadap anak tidak hanya terjadi secara offline atau di dunia nyata, tapi faktanya juga sudah merembet di dunia maya. Menurut Bunda Elly Risman, Direktur Yayasan Kita dan Buah Hati ada banyak anak dan remaja kita yang terjebak pada aktifitas seksual dunia maya, misalnya mereka dipaksa untuk mengirimkan foto tanpa busana dan lain sebagainya. Dengan ancaman, foto sebelumnya yang mereka kirim akan disebarluaskan. Inilah faktanya Mak, apa yang terjadi di sekitar kita anak secara perlahan sudah jadi korban seksual orang dewasa.
Fakta berikutnya, Kota Denpasar, Bali masuk ke dalam 10 besar kota tujuan para penjahat seksual terhadap anak, bersanding dengan berbagai kota besar lainnya di Asia Tenggara seperti Manila, Bangkok, Singapura dan beberapa kota besar lainnya.
Cara Mencegah Kejahatan Seksual terhadap Anak
Ada beberapa upaya yang bisa kita lakukan untuk melindungi anak-anak kita, generasi penerus bangsa agar bisa terhindar dari kejahatan seksual yang semakin merajalela.
Perbaiki Pola Asuh. Hal pertama yang harus dilakukan orangtua adalah memperbaiki pola asuh. Pola asuh yang semestinya dikembangkan orangtua terutama di usia anak 0-8 tahun adalah aspek emosi, empati dan kasih sayang. Jika anak sudah mendapatkan kasih sayang yang cukup di rumah, maka anak pun tidak akan mencari perhatian dan kasih sayang dari orang asing yang justru bisa memanfaatkan anak untuk hal yang tidak baik.
Baca juga :Â Tips Ampuh untuk Membentengi Anak dari LGBT
Bijak menggunakan Internet. Â Langkah berikutnya adalah awasi anak dalam penggunaan internet, baik itu via gadget, komputer, games, dan sebagainya. Tidak hanya via internet, paparan pornografi juga biasa ditampilkan melalui bacaa komik anak, film dan sebagainya. Tinggal pandai-pandai orangtua dalam mengawasi dan membatasi ruang anak agar pornografi tidak meracuni otak anak.
Ajarkan anak berani berkata tidak. Langkah terakhir yang bisa Mak lakukan adalah dengan membangun kesadaran dan pemahaman anak tentang mana area dari tubuhnya yang boleh dan tidak boleh disentuh oleh oranglain. Juga diberikan pemahaman siapa saja yang boleh menyentuhnya. Dengan pemahaman ini, anak akan memahami bahwa tidak semua orang bisa menyentuhnya.
Lagu berikut ini  sepertinya tepat disampaikan kepada anak untuk menanamkan pemahaman soal sentuhan.
Sentuhan Boleh, Sentuhan Tidak Boleh
by. SEMAI
**Sentuhan boleh, sentuhan boleh. Kepala, tangan, kaki
   Karena sayang..karena sayang, karena sayang
   Sentuhan tidak boleh, sentuhan tidak boleh. Yang tertutup baju dalam
   Hanya diriku, Hanya diriku yang boleh menyentuh
**Sentuhan boleh, sentuhan boleh. Kepala, tangan, kaki
   Karena sayang..karena sayang, karena sayang
   Sentuhan tidak boleh, sentuhan tidak boleh. Yang tertutup baju dalam
   Katakan TIDAK BOLEH , lebih baik menghindar, bilang Ayah Ibu
Lagu lengkap bisa di unduh DISINIÂ
Jadi Mak, tidak pernah ada kata terlambat untuk memperbaiki pola asuh, mengawasi perilaku dan aktifitas keseharian anak serta membekali mereka dengan keberanian untuk ajarkan anak berani katakan tidak terhadap perilaku-perilaku mencurigakan yang mengarah kepada pelecehan seksual.