Rio Haryanto, siapa yang tak kenal sosok yang satu ini? Apalagi belakangan ini, namanya sering disebut-sebut dalam berbagai diskusi kalangan bapak-bapak atau para suami. Emak-Emak pun tak kalah ramai membicarakan ketampanannya. Ditambah dengan prestasinya yang luar biasa di dunia perbalapan internasional. Karena dunia balap tidak segempar gempita dunia hiburan, tentu gaungnya kalah dengan para artis yang ramai dibicarakan Go Internasional. Tapi lihatlah, sosoknya yang membumi tidak sekadar bercakap. Tanpa basa basi atau sibuk koar koar, ia sudah melanglang buana mengharumkan nama Indonesia di luar sana.
Indonesia Bisa
Remaja kelahiran Solo, 22 Januari 1993 ini telah membuktikan bahwa Indonesia bisa sejajar dengan masyarakat dunia. Tidak hanya satu-satunya pembalap Indonesia yang berhasil masuk ajang bergengsi F1, tapi juga tercatat sebagai pembalap termuda di dunia yang sudah wara wiri di dunia balap ini sejak usianya berumur 15 tahun. Memulai karirnya  dengan menjadi runner up formula renault Asia tahun 2009 hingga akhirnya mampu masuk tim F1 Marussia.
Prestasi Rio Haryanto
Bicara prestasi adalah hal yang menyenangkan dibandingkan dengan membicarakan kebobrokan para remaja yang bukannya mengharumkan nama bangsa melainkan sebaliknya. Berjuang menghadapi berbagai tantangan di sekolah, godaan narkoba, terperangkap dalam LGBT, geng motor yang meresahkan masyarakat hingga menjadi begal, dll. Berusaha melakukan yang terbaik hingga bisa berprestasi itu seperti yang dilakukan oleh Rio, atau Joey Alexander yang juga cukup menggemparkan dengan prestasinya di kancah dunia.
Berharap mereka menjadi contoh dan mengispirasi generasi-generasi muda di Indonesia untuk bisa turut bersaing dengan masyarakat dunia dalam hal prestasi. Apapun bidangnya yang sesuai dengan bakat dan potensi yang ia miliki. daripada kebut-kebutan di jalanan atau menjadi peserta balapan liar, lebih baik disalurkan untuk bisa perprestasi dan mengharumkan nama bangsa seperti apa yang dilakukan Rio Haryanto. Berikut ini prestasi-prestasi yang pernah diraihnya sebagai anak tangga keberhasilannya masuk ke dalam Tim F1 Marussia.
- Tahun 2009 adalah jejak pertamanya dalam menorehkan prestasinya di dunia perbalapan. Menjadi runner up seri 1 dan 2 di Shanghai, China pada tanggal 23-24 Mei 2009 di usianya yang masih 15 tahun.
- Masih di tahun yang sama ia menjalani serangkaian balap Formula BMW Pacifik 2009. Mulai dari mendapat tempat ke 3 Seri 1 dan menjadi juara seri 2 di Sepang, Malaysia. Dilajutkan dengan menduduki tempat ke-3 dan ke 4 pada seri ke 4 dan 5 hingga akhirnya menjadi juara di pada seri ke 6 di Sepang, Malaysia. Di Bulan Agustus lanjut dengan seri ke 7 hingga 10 di Sentul, Indonesia. Menjadi runner up pada seri ke 11 di Marina Bay, Singapore dan tempat ke 4 di seri ke 12.  Pada tanggal 30 Oktober 2009 ia berhasil menduduki tempat ke 2 di seri ke 13 dan 14 di Okayama, Jepang. Dilanjutkan tempat ke-3 di seri ke 15 di Guia, Macau dan akhirnya menjadi juara formula BMW tahun 2009. Pada tahun yang sama Rio Haryanto juga berhasil menjadi runner up NClass  F3 Australia Driver Championship.
- Tahun 2010 Rio menjadi pembalap termuda yang turut serta dalam test drive F1 pada 16 November.  Sebelumnya ia meraih juara 8, dan 1 pada seri ke 2 race i dan 2 di Istambul, Turki. Juara  dan 4 pada seri ke 3 race 1 dan 2 di Valencia, Spanyol. Juli di tahun yang sama Rio berhasil menjadi juara 2 pada seri ke 4 race 1 di Silverstine, Inggris. Di Bulan Septembernya ia meraih juara 3 pada seri 8 race 1 di Monza, Italia lalu menjadi juara ke-5 pada klasmen akhir GP3 pada bulan September masih di tahun yang sama.
- Pada tahun 2011 semakin mendekati puncak prestasinya dengan berhasil menjadi juara 1 GP3 Europe Series pada seri ke 5 di Nurburgring, jerman pada 23 Juli disusul dengan juara 1 seri ke 5 di Budapest, Hongaria 31 Juli di tahun yang sama.
- Di tahun 2012 adalah puncaknya dimana Rio Haryanto mengikuti tes untuk  masuk tim F1 Marussia di Silverstone yang membawanya menjadi peserta F1 di musim yang akan datang.
No Drugs & Pecinta Hewan
Selain prestasinya dalam dunia balap, ia juga dipercaya menjadi duta anti narkoba di tahun 2009 serta duta Komodo tahun 2010. Ini menjadi bukti bahwa tanpa narkoba generasi muda Indonesia justru bisa lebih sukses bahkan hingga ke mancanegara sepertinya.
Siapa yang ingin anak-anaknya sukses seperti Rio Haryanto, Mak? Tugas lagi untuk kita untuk jeli melihat bakat dan potensi yang dimiliki anak-anak kita. Selanjutnya arahkan dan dukung hingga mereka bisa menjadi sesuatu. Setidaknya untuk diri mereka sendiri. Bonusnya bisa membanggakan keluarga dan Negara tempat kelahirannya jika ia bisa berprestasi hingga ke mancanegara.