
Hidup di era modern seperti saat ini, segala sesuatunya berkembang dan berubah dengan sangat cepat. Beragam inovasi tercipta bertujuan untuk mempermudah hidup manusia dalam berbagai aspek kehidupan. Salah satu inovasi yang hangat diperbincangkan beberapa tahun ke belakang adalah masalah penggunaan popok kain modern atau yang lebih dikenal dengan sebutan Clodi sebagai singkatan dari Cloth Diaper.
Apa itu Clodi?
Clodi atau popok kain memang bukanlah barang baru dalam daftar kebutuhan anak, karena sebetulnya berpuluh-puluh tahun yang lalu orangtua kita juga sudah menggunakannya dalam bentuk yang lebih sederhana. Clodi memang disempurnakan dan disesuaikan dengan kebutuhan hidup modern saat ini, misalnya clodi didesain mampu menahan cairan hingga 3-4 kali tanpa kahawatir tembus karena memang sudah diberikan lapisan anti bocor.
Clodi terdiri dari 2 bagian, pertama cover yaitu bagian luar atau pembungkusnya, dan kedua insert yaitu bagian penyerap urine yang bisa dimasukkan ke dalam bagian dalam cover atau diletakkan diatas cover.
Plus Minus Popok Kain vs Popok Sekali Pakai
Sebelum menentukan apakah Mak akan memilih popok kain atau popok sekali pakai untuk si kecil sebaiknya pertimbangkan 3 hal berikut ini ya…
- Segi ekonomis
Berbicara soal ekonomis, tergantung darimana kita melihatnya. Jika dilihat dari lama pemakaian, popok kain tentu lebih ekonomis karena bisa dicuci pakai berulang kali bahkan jika perawatannya dilakukan dengan benar bisa jadi harta warisan untuk adiknya nanti. Tapi sayangnya, harga popok kain memang cukup mahal jadi akan sangat terasa di awal pembelanjaan.
Misalnya untuk 1 set popok kain lokal kisaran harganya Rp. 80.000. Kalau Mak mau si kecil pake popok seharian setidaknya Mak harus punya 12 set popok kain. Artinya di awal pembelian mak harus menyiapkan uang Rp. 80.000 x 12 = Rp.960.000. Tapi kabar bahagianya, Mak gak perlu merogoh kocek lagi untuk beli popok setidaknya untuk satu tahun.
Sedangkan penggunaan popok sekali pakai dianggap lebih “ekonomis”, karena dibeli dengan cara dicicil. Misalnya per pekan anggaran beli popok Rp. 50.000 x 48 minggu = Rp.2.400.000. Meskipun dari hitungan sederhana pembelian popok sekali pakai lebih boros, namun tidak terasa secara langsung karena pembelian popok sedikit demi sedikit tiap pekannya.
- Segi Kepraktisan
Banyak Mak yang akhirnya menyerah menggunakan popok kain karena menganggap ribet dan repot belum lagi harus cuci bersih popok setiap hari. Berbeda dengan popok sekali pakai, selesai pakai cukup langsung buang ke tempat sampah tanpa repot membersihkan. Padahal sebetulnya mencuci popok kain tidak serumit yang dibayangkan, cukup rendam popok kain kotor dengan sedikit detergen atau sabun pencuci piring, bilas sampai bersih dan keringkan.
- Isu Kesehatan Lingkungan Hidup
Salah satu alasan mengapa popok kain kembali menjadi tren di kalangan orangtua di berbagai belahan dunia, karena alasan yang sama yaitu keprihatinan mengenai semakin tercemarnya bumi dengan berbagai jenis sampah. Sampah popok sekali pakai adalah salah satu jenis sampah yang paling banyak mencemari lingkungan.
Sampah popok ini sangat sulit untuk diurai oleh alam, setidaknya butuh waktu 250-500 tahun untuk mengurainya. Jika satu rumah menghasilkan sampah popok 6 buah per hari, maka dalam satu tahun jumlahnya menjadi 2190. Jika dikalikan dengan jutaan pemakai maka sudah tidak terhitung lagi berapa banyak sampah popok yang menumpuk.
- Segi Kesehatan
Alasan yang paling dikemukakan orangtua yang beralih menggunakan popok kain untuk buah hatinya adalah masalah kesehatan. Dalam laporan yang dirilis oleh Real Diaper Association, Amerika Serikat dikemukakan bahwa dalam popok sekali pakai setidaknya mengandung 3 zat berbahaya yakni dioxin, Trybutyl-tin (TBT) dan sodium polyacrylate yang berbahaya bagi kesehatan si kecil.
Namun penggunaan popok sekali pakai bukan sama sekali terbebas dari masalah kesehatan. Ruam adalah salah satu masalah kesehatan yang mungkin akan muncul selama penggunaan popok kain, jika perawatan tidak dilakukan dengan benar. Pemilihan jenis detergen, proses pencucian, hingga pembilasan yang benar menjadi faktor penentu apakah ada ruam yang muncul atau tidak selama penggunaan popok kain. Selain itu, karena daya serap popok kain berkisar antar 4-5 jam maka sangat dianjurkan untuk segera melakukan pergantian jika terasa popok sudah berat dan basah.
Nah itulah Mak ulasan ringkas tentang perbandingan antara popok kain modern dengan popok sekali pakai. Pada akhirnya semua keputusan ada di tangan Mak dan pasangan untuk memilih apakah akan menggunakan popok kain atau popok sekali pakai dengan pertimbangan plus minus seperti yang sudah dipaparkan diatas. Semoga bermanfaat ya.