Kita kembali tercengang dengan hebohnya pemberitaan seorang artis lelaki yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap seorang remaja pria dibawah umur. Sepertinya bukan kali ini aja ya Mak, kita disuguhi dengan banyaknya berita horor dan mencekam seperti itu. Gimana gak, ada ancaman serius untuk anak-anak kita, bisa jadi itu juga ada disekitar kiri dan kanan rumah kita.
Tentu masih ingat juga kan kasus seorang anak yang terkena pelecahan seksual di sebuah sekolah bergengsi ? Tidak hanya melibatkan 1 orang pelaku, tapi 3 orang sekaligus dan dilakukan berkali-kali. Tentu kita tidak mau, kejadian serupa terjadi pada anak kita kan Mak? Inilah yang lebih sering dikenal dengan istilah pedofilia. Yuk cari tahu lebih lanjut tentang pedofilia, yang akan saya ulas pada bahasan berikut ini ya.
Pedofilia, Apa dan Mengapa ?
Pasti pernah dengar istilah pedofilia kan Mak?
Rasa-rasanya pasti kita sudah mulai akrab mendengar istilah itu, seiring semakin banyaknya laporan pedofilia yang ditayangkan di berbagai media tanah air. Kasus yang paling menyita perhatian publik adalah kasus seorang anak TK berusia 4 tahun yang mendapatkan pelecehan seksual oleh 3 orang petugas kebersihan di sebuah sekolah bergengsi skala internasional. Dan kini kita mendengar kejadian yang serupa namun terjadi pada korban dengan usia yang lebih besar yang dilakukan oleh seorang artis dangdut papan atas. Apa sebetulnya yang terjadi? Apa itu pedofilia?
Jika dilihat dari kata, pedofilia tersusun dari dua kata yaitu pedo  yang berarti anak, dan filia yang berarti cinta. Jadi secara luas, pedofilia ini diartikan sebagai sebuah kelainan seksual yang diderita oleh seseorang yang melampiaskan hasrat seksualnya pada anak dibawah umur. Pelaku pedofilia biasanya adalah orang dewasa dengan usia diatas 17 tahun, sedangkan korbannya biasanya berusia dibawah 14 tahun.
Kebanyakan orang yang mendengar kata pedofilia pasti langsung dikaitkan dengan sodomi, padahal sebetulnya pedofilia tidak hanya dilakukan dengan cara mensodomi korban. Perilaku pelecehan seksual yang dilakukan bisa bermacam-macam cara baik pada anak perempuan ataupun anak laki-laki.
Baca juga :Â Jangan Salah Memilih Idola: Berkaca pada Kasus Asusila Para Selebriti
Kenapa seseorang bisa mengidap pedofilia ?
Tak mungkin ada asap, kalau tak ada api. Hukum sebab akibat juga harus diterapkan untuk menilai apa sih sebetulnya yang menyebabkan pelaku menjadi seorang pedofil. Ada banyak sekali alasan yang melatarbelakanginya dan bisa jadi sifatnya sangat subjektif, berbeda antara satu dengan lainnya. Namun penelitian menunjukkan bahwa perilaku menyimpang ini terjadi karena ketidakmampuan seseorang untuk melakukan hubungan dengan sesama orang dewasa. Karena merasa tidak mampu itulah, maka si pelaku akhirnya menyasar anak sebagai korban pelampiasannya.
Dan sedihnya, pelaku seringkali bukanlah orang jauh dan orang asing bagi anak. Betapa banyak kita mendengar, pelaku pedofil ini ternyata masih ada kaitan keluarga dengan korban, apakah paman, sepupu, ayah tiri bahkan ayah kandung sendiri.
Dampaknya Bagi Anak Sebagai Korban
Pelecehan seksual yang diterima anak sangatlah memberikan dampak yang besar Mak, terutama untuk perkembangan emosional dan psikisnya. Anak tidak hanya akan merasakan sakit secara fisik, namun mental dan emosinya pun akan mengalami guncangan hebat yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
Secara fisik, anak akan merasakan kesakitan yang luar biasa. Ini terjadi karena pada dasarnya organ tubuh anak belum siap untuk melakukan kegiatan seksual. Dan yang lebih parah lagi, anak beresiko tinggi terkena berbagai penyakit yang bisa ditularkan melalui hubungan seksual seperti HIV/AIDS, Hepatitis C, dan sejumlah penyakit kelamin lainnya.
Baca juga :Â Tips Ampuh untuk Membentengi Anak dari LGBT
Tidak sampai disana, jika ternyata berakhir dengan kehamilan tidak bisa dibayangkan bagaimana guncangna yang dirasakan anak. Di usia mental yang belum siap, anak harus menjalani kehamilan dengan segala perubahan dan resiko tinggi yang bisa terjadi..
Di sisi mental, anak juga akan mengalami gangguan yang hebat. Tingkat gangguan mental ini bervariasi antara satu anak dengan lainnya. Ada yang bisa “sembuh” dalam waktu yang singkat, meskipun sebetulnya trauma yang dirasakan anak tidak akan pernah hilang. Atau justru anak tidak bisa mengatasi trauma yang dihadapinya, dan kemudian trauma itu berubah menjadi dendam. Maka tidak heran, jika setelah digali pelaku pedofil sebagian besar adalah korban pedofil di masa kecilnya.
Nah, inilah Mak fenomena menyedihkan yang terjadi saat ini. Ancaman pedofilia yang sudah semakin ganas mengintai anak-anak kita. Waspada dan berikan bekal kepada anak untuk jangan mudah akrab dengan orang yang baru dikenal dan berani menolak saat ia merasa “disentuh” oleh orang lain pada area yang terlarang.