Ini Yang Harus Dilakukan Jika Anak Terkena Demam Berdarah Dengue

anak terkena demam berdarah dengue
anak terkena demam berdarah dengue

Memasuki musim penghujan seperti sekarang ini, kita harus tambah waspada ya Mak terutama harus perhatian sekali pada masalah kesehatan si kecil. Anak biasanya jadi kelompok usia yang paling rentan sekali terkena penyakit di musim pancaroba dan penghujan. Diare, demam, batuk dan pilek biasanya jadi kombinasi penyakit yang paling sering diderita si kecil. Akhir-akhir ini, kasus demam berdarah dengue atau yang lebih akrab kita sebut DBD kembali mewabah di Indonesia. Sudah banyak sekali daerah di seluruh Indonesia yang melaporkan kasus demam berdarah, dan seperti tahun-tahun sebelumnya selalu ada penderita yang meninggal dunia. Keterlambatan penanganan jadi salah satu sebab kenapa demam berdarah selalu memakan korban setiap tahunnya. Kali ini saya akan coba ulas apa yang harus kita lakukan jika anak terkena demam berdarah dengue. Simak ya.

Demam berdarah jadi wabah, waspadalah. Baca disini 

Penanganan Demam Berdarah Dengue

Gejala awal yang terjadi pada demam berdarah dengue adalah demam yang cukup tinggi, sekitar 39-41 derajat celcius. Demam tinggi ini biasanya berlangsung pada hari 1-2. Diagnosa demam berdarah belum bisa ditegakkan karena virus belum bisa dideteksi pada hari-hari pertama. Hal pertama yang bisa dilakukan untuk mengatasi demam tinggi pada anak adalah memberikan obat penurun panas, yaitu parasetamol. Parasetamol bisa dibeli langsung di apotik atau toko obat terdekat ya Mak , tanpa perlu menggunakan resep dokter. Parasetamol diberikan 2-3 kali per hari sesuai dengan usia anak, sebaiknya baca aturan pakai obat yang biasanya tertera pada kemasan obat untuk mengetahui berapa dosis pemberian yang tepat.

Baca juga : Tanda dan Gejala Anak Terkena Demam Berdarah

Pemberian parasetamol biasanya dianjurkan sampai batas 3 hari, jika anak masih tetap demam sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter. Ada banyak penyakit yang diawali dengan tanda dan gejala demam, misalnya typus dan campak. Oleh karenanya, dokter akan memerlukan pemeriksaan darah anak di laboratorium untuk melakukan penilaian kira-kira demam ini mengarah kepada diagnosa yang mana, apakah demam biasa, DBD atau typhus.

Pemeriksaan Darah

Jika dokter menilai kemungkinan anak menderita DBD maka dokter akan memerlukan pemeriksaan darah untuk mengetahui angka trombosit dan kepekatan darah (hematokrit).

Trombosit, atau zat pembekuan darah. Kadar trombosit jadi salah satu penentu apakah anak menderita DBD atau tidak. Batas normal kadar trombosit dalam darah pada anak berkisar 150.000 – 450.000 sel/mm kubik. Pada kasus demam berdarah yang terjadi adalah penurunan kadar trombosit atau yang dikenal dengan istilah medis trombositopenia. Untuk anak dengan kadar trombosit diatas 100.000 masih diperbolehkan rawat jalan, sedangkan jika kadarnya dibawah 100.000 anak harus rawat inap.

Hematokit, atau kepekatan darah. Masih banyak orangtua yang belum banyak tahu dengan hematokrit ini, padahal kadar hematokrit juga menjadi penentua diagnosa DBD. Yang dimaksud dengan hematokrit adalah perbandingan konsentrasi antara sel darah (sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit) dengan cairan darah (plasma darah). Yang terjadi  jika anak mengalami DBD adalah adanya peningkatan kadar hematokrit yang berarti darah menjadi kental karena banyaknya plasma darah yang keluar yang disebabkan oleh perdarahan baik dalam bentuk mimisan ataupun munculnya bintik-bintik kemerahan.

Kadar normal hematokrit pada anak, sbb :

  • Usia Bayi kurang dari 1 bulan : 40-68%
  • Usia Bayi 1 bulan -12 bulan     : 29-54%
  • Usia Anak Dibawah 3 tahun   : 35-44%
  • Usia Anak diatas 3 tahun        :  31-45%

Pada kasus DBD yang terjadi adalah adanya peningkatan kadar hematokrit, yaitu jika kadarnya melebihi 55%.

Baca juga : Yuk Cari Tahu Tentang Demam Berdarah Dengue

Nah Mak, keputusan anak bisa dilakukan perawatan jalan atau inap di rumah sakit biasanya sangat bergantung pada hasil kedua jenis pemeriksaan darah diatas. Jika angka trombosit dan hematokrit masih dalam batas normal atau mengalami perubahan yang tidak terlalu signifikan maka dokter akan memperbolehkan untuk dilakukan rawat jalan dengan syarat harus melakukan pemeriksaan darah setiap hari sampai demam turun.

Jadi Mak, terus tingkatkan kewaspadaan  ya dan jangan lupa untuk terus jaga kebersihan. Jika anak memperlihatkan tanda-tanda bahaya, maka jangan perlu menunggu 3 hari untuk memeriksakan anak ke dokter. Segera bawa anak ke dokter atau fasilitas kesehatan  terdekat untuk mendapatkan penangann yang tepat. Ingat, sudah banyak nyawa anak-anak yang melayang karena DBD salah satu penyebabnya adalah keterlambatan mengenali gejala dan keterlambatan dalam penanganan. Semoga artikel cara penanganan anak terkena demam berdarah dengue ini bisa bermanfaat ya.