Berkaca dari Joey Alexander, Orangtua Wajib Kenali Bakat Anak

kene
kenali bakat anak

Gemparnya pemberitaan seputar Joey Alexander si Pianis Cilik asal Indonesia, mengingatkan kita pelajaran berharga dalam mendidik dan mengasuh buah hati tercinta, yaitu mengenali bakat serta potensi anak. Mungkin ungkapan anak terlahir bagaikan kertas putih bisa tidak lagi relevan untuk saat ini dalam sudut pandang yang berbeda. Dalam sudut pandang potensi, anak bukanlah seperti kertas putih, anak sudah dianugerahi warna-warna yang khas oleh sang Penciptanya. Yang jadi masalah adalah seringkali orangtua tidak mampu membaca dan mengenali warna yang ada pada anak, sehingga bakat dan potensi yang sebenarnya dimiliki jadi tidak bisa tergali dengan baik. Yuk, kita belajar kenali bakat anak sejak dini agar potensinya bisa dikembangkan dengan optimal.

Belajar Dari Joey Alexander

Hal yang menarik bagi saya saat membaca perjalanan karir Joey Alexander, selain karena kesuksesannya di usia belia berhasil go internasional dan diakui oleh musisi dunia, adalah bagaimana Joey dididik dan dibesarkan oleh orangtuanya. Dilahirkan 12 tahun yang lalu di Bali, dari keluarga pecinta musik membuat Joey memang sudah akrab dengan alunan musik terutama piano yang beraliran musik jazz.

Biografi lengkap Joey Alexander , klik disini

Ketertarikan Joey pada musik jazz sudah terlihat sejak berusia 6 tahun. Ia mulai belajar bermain alat musik piano secara otodidak didampingi oleh sang Ayah. Ya, keberhasilan Joey saat ini pastinya tidak terlepas dari peran besar kedua orangtuanya. Denny Sila dan Farah Leonora Urbach, sangat memahami dan mendukung bakat dan potensi yang dimiliki oleh sang anak. Atas dasar pemahaman itulah, orangtuanya langsung memberikan ruang dan kesempatan kepada Joey kecil mengekplorasi ketertarikannya pada dunia musik. Bayangkan, jika saat itu orangtuanya malah melarang Joey untuk bermain musik. Ya, sudah banyak contoh yang bisa kita temukan ya Mak. Biasanya orangtua enggan jika anak mengikuti jejak orangtuanya, dengan dalih anak harus lebih baik dan punya masa depan yang lebih cerah dari orangtuanya.

Bersyukur, orangtua Joey memberikan dukungan penuh. Tidak hanya sampai disana, orangtuanya pun memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada Joey untuk ikut beragam kompetisi baik di dalam atau luar negeri. Dan hasilnya ? Joey di usia 9 tahun sudah berhasil membawa pulang penghargaan jazz bergengsi dari Ukraina. Inilah Mak yang seharusnya, dilakukan oleh kita sebagai orangtua. Kenali ketertarikan anak, bakat dan minatnya. Biarkan mereka berkembang sesuai dengan apa yang diinginkannya selama itu masih dalam koridor yang benar.

Cara Mengenali Bakat dan Potensi Anak

Kalau semua anak seperti Joey, kayaknya enak ya Mak ? Karena sejak kecil dia sudah menaruh perhatian yang besar terhadap sesuatu, dengan jelas terlihat tertarik pada musik jazz maka tidaklah terlalu sulit untuk langsung mengetahui minat dan bakat anak yang kemudian kita arahkan sesuai dengan bidangnya. Tapi apa jadinya jika anak kita belum jelas ke arah mana minat serta bakat mereka.

Terkadang si kecil antusias sekali menggambar,sampai kita berpikir untuk memasukkannya ke les melukis mungkin kelak si anak akan jadi pelukis terkenal. Tapi kenyataannya, hobinya itu tidak bertahan lama. Berganti hari, si kecil suka meniru tarian-tarian yang ada di acara hiburan. Saat itu juga, mungkin kita akan berpikir untuk segera memasukkannya ke sanggar tari agar kemampuan menarinya lebih baik. Dan mungkin saja, masih ada banyak lagi hobi-hobi anak yang lainnya. Akhirnya, orangtua pun bingung apa sebenarnya minat si anak, kemana dan bagaimana kita bisa mengembangkan potensi yang dimilikinya.

Baca juga : Cara Menumbuhkan Kepercayaan Diri Pada Anak

Untuk dapat jawaban yang pas, sepertinya kita harus merujuk pada apa yang Ayah Edy sampaikan dalam bukunya “Ayah Edy Menjawab”. Disana dijelaskan, kalau anak layaknya sebuah sketsa pada lukisan. Pada mulanya ia hanya berupa tarikan-tarikan garis, tapi lama-kelamaan kita bisa tahu objek apa yang sebenarnya yang digambar. Ya, begitulah anak. Pada mulanya memang terlihat tidak jelas apa sebenarnya minat dan bakat yang dimiliki anak. Tapi seiring bertambahnya waktu, anak akan mulai memperlihatkan ke arah mana ketertarikannya lebih dominan.

Kesalahan terbesar yang dilakukan orangtua saat mencoba menggali minat dan bakat anak,adalah :

  1. Intervensi. Orangtua dan lingkungan seringkali mengintervensi minat anak dengan cara memberikan warna yang mereka inginkan, sehingga apa yang sebenarnya diinginkan oleh anak menjadi tidak lagi jelas.
  2. Mudah menghakimi. Inilah yang paling sering terjadi, misalnya saat anak laki-laki lebih senang memasak di dapur atau membeli mainan masak-masakan, maka orangtua langsung menghakimi dan melarang anak dengan alasan urusan dapur hanyalah untuk anak perempuan. Padahal kenyataannya sekarang koki lebih banyak didominasi kaum adam ya Mak.. Dan masih banyak jenis penghakiman lainnya, yang membuat anak akhirnya mundur dan tidak berani lagi menunjukkan minat dan bakatnya.

Baca juga : Kesalahan Mendidik Anak 3-5 Tahun dan Solusinya

Apa yang harus dilakukan?

  1. Perhatikan dengan sabar, ikuti dan dampingi anak
  2. Jangan pernah mengintervensi apa yang anak inginkan, selama itu hal baik maka tak perlu ada larangan.
  3. Dorong anak untuk mengetahui berbagai macam profesi yang ada di dunia. Dengan begitu, anak akan memilih sesuai dengan keinginannya, profesi apa yang kelak ingin ia jalani.
  4. Fasilitasi anak sesuai dengan minatnya. Jika perlu dan mampu, orangtua bisa memfasilitasi anak masuk ke sanggar atau tempat les yang bisa membantu anak untuk semakin mengembangkan bakatnya.

Nah Mak Super, itulah pentingnya kita untuk mencari tahu, menggali dan kenali minat serta bakat anak. Saat kita tahu, maka kita bisa membantu anak agar potensi yang dimilikinya bisa berkembang dengan optimal. Maka bukannya tidak mungkin, kelak akan banyak kita temukan Joey Alexander lainnya, di bidang lainnya yang juga berhasil dan sukses.