LGBT dan Kasus Kopi Sianida Mirna

Memangnya apa hubungan LGBT dan Kasus Kopi Sianida Mirna? Beberapa pekan terakhir ini, Indonesia diguncang dengan hebohnya berita meninggalnya Wayan Mirna Salihin setelah menghirup es kopi ala Vietnam. Saking hebohnya, sampai-sampai seluruh media menjadikan kasus ini sebagai berita utama. Berbagai acara berita di televisi, situs berita online, media sosial, hingga perbincangan sehari-hari, semua membahasnya.

Kalau yang satu ini, dijamin menyehatkan: Resep Green Tea Latte.

kasus kopi sianida

Setelah melakukan pemeriksaan yang cukup panjang, akhirnya polisi menetapkan tersangka utama pada kasus tersebut adalah Jessica Kumala. Merupakan salah seorang teman korban (Mirna) yang pada saat kejadian sedang bersama korban. Setelah penahanan Jessica inilah muncul rumor bahwa tersangka merupakan seorang lesbian. Namun, hal ini langsung dibantah oleh pengacara Jessica.

Saya bukanlah seorang pengamat berita. Namun, karena gencarnya suatu berita beredar, mau tidak mau saya jadi ikutan melek juga. Setelah sekian lama “dunia” ini dihangatkan dengan berita kasus Mirna, beberapa hari ini saya merasa “kehilangan”. Kasus ini mulai meredup dan tertimpa dengan hebohnya LGBT.

Sebenarnya, debat mengenai LGBT ini telah ada sejak lama. Namun, semakin gencar sejak pertengahan 2015 silam. Tepatnya, setelah mahkamah Agung Amerika Serikat melegalkan secara hukum pernikahan antar-kaum tersebut.

Konon kabarnya, debat mengenai LGBT di Indonesia ini belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan di Amerika. Jika diibaratkan pedas, level ini baru mencapai level 1. Sementara, di Amerika sana, sudah mencapai level pertengahan, level 5.

LGBT

Nah entah mengapa, saya merasa kok berita ini semakin happening saja semenjak adanya kasus Mirna. Apakah adanya rumor Jessica yang sempat diduga termasuk seorang lesbian ikut memicu kehebohan ini? Ataukah ini hanya kebetulan semata? Bisa ya, bisa tidak. Ah, entahlah. Apakah Anda juga merasakan hal yang sama, Mak?

Ngomong-ngomong, sebenarnya apa sih LGBT itu?

Apa LGBT Itu?        

LGBT atau GLBT merupakan akronim dari “lesbian, gay, biseksual, dan transgender”.

  • Lesbian merupakan perempuan yang memiliki orientasi seksual kepada sesama perempuan.
  • Gay merupakan istilah bagi laki-laki yang memiliki orientasi seksual kepada sesama laki-laki.
  • Biseksual merupakan istilah bagi seseorang yang orientasi seksualnya dapat mengarah ke perempuan atau laki-laki. Dengan kata lain, seorang heteroseksual dapat “berhubungan” dengan laki-laki ataupun perempuan.
  • Transgender adalah istilah bagi seseorang yang mengubah gender atau jenis kelaminnya.

Bagaimana Hak LGBT Di Indonesia?       

Di Indonesia, pasangan sesama jenis tidak diakui. Juga tidak ada perlindungan dari diskriminasi bagi komunitas LGBT. Namun, pergerakan komunitas ini semakin terlihat. Salah satunya, berkat dukungan orang-orang di luar komunitas ini.

Benarkah LGBT Itu Penyakit?    

Para ahli psikologi menyatakan bahwa LGBT merupakan suatu penyakit. Dapat “menular” dan dapat disembuhkan. Menular di sini berarti: seorang yang normal dapat berubah menjadi seorang LGBT karena faktor lingkungan. Lebih khususnya, karena berinteraksi dengan anggota komunitas tersebut. Namun, ada pula yang berpendapat sebaliknya, menyangkal bahwa ini merupakan suatu penyakit.

Jujur, saya merasa ngeri menyaksikan semakin menyeramkannya dunia ini. Mak, yuk lindungi anak-anak kita dengan memberikan perhatian dan kasih sayang yang melimpah kepada mereka. Satu-satunya benteng pertahanan bagi anak-anak kita adalah keluarga, terutama orang tua.

Perhatikanlah lingkungan pergaulannya. Jadilah teman curhatnya. Jangan sampai mereka curhat dengan orang lain yang belum jelas asal-usulnya, karena tidak ada orang tua yang mau mendengarkannya. Hal yang paling penting, bekalilah mereka dengan ilmu agama.

Semoga informasi mengenai LGBT dan kasus kopi sianida Mirna ini bermanfaat.

Simak juga yuk, informasi menarik lain mengenai Parenting.