
Di siang hari yang panas, saat kepala terasa penat, enaknya makan sesuatu yang segar, asam, dan pedas. Hmmm, yang pertama terlintas di kepala saya adalah rujak. Tetiba, saya pun teringat pada rujak Aceh Samalangga. Beberapa waktu lalu, ketika sedang mencoba praktik beberapa kuliner khas Aceh, saya sempat mengintip resep rujak ala Tanah Rencong ini dari sini.
Salah satu ciri khas rujak Aceh ini adalah pada bumbunya yang dicampur dengan potongan pisang batu. Pisang batu yang digunakan adalah pisang yang masih muda. Setelah dicuci bersih, pisang batu dipotong-potong kecil bersamaan dengan kulit dan bijinya. Jadi, tidak perlu dikupas dan dibuang bijinya ya, Mak.
Walaupun rasanya sangat sepat, pemakaian pisang batu pada bumbu rujak ada manfaatnya. Rasa sepat pada pisang batu disebabkan oleh zat tanin. Zat tanin memiliki sifat antiseptik. Zat ini mampu menangkal diare dan menetralkan asam. Dengan demikian, konsumen rujak akan terhindar dari sakit perut.
Saya pun mencoba resep tersebut, dengan sedikit modifikasi. Seperti inilah resep rujak Aceh Samalangga ala saya.
Buah-buahan secukupnya:
Bumbu:
Menurut Anda, apakah rujak Aceh Samalangga ala saya ini sudah mirip dengan versi aslinya? Menurut saya, bumbu rujak yang dihasilkan terlalu encer. Entah saya yang salah menafsirkan resepnya atau bagaimana. Tapi, sepertinya gula aren yang diperlukan masih kurang. Bagaimana menurut Emak?