
Sebenarnya, saya bukan pecinta hidangan daging-dagingan berkuah santan, seperti gulai. Namun, resep gulai iga sapi ini cukup membuat saya jatuh hati. Rasanya sedikit ringan dan tidak bau amis.
Gulai ini tidak seperti gulai pada umumnya yang rasanya terlalu “berat” bagi saya, berbau amis, juga meninggalkan rasa enek setelah menyantapnya. Belum lagi, jika sudah dingin akan terlihat gumpalan-gumpalan lemak mengambang di atasnya. Aduh, tambah nggak selera saja untuk menyantapnya.
Intip juga resep tradisional Tumis Buah Pepaya Muda: Unik dan Enak.
Kunci utama agar gulai yang dihasilkan tidak bau amis dan harum adalah saat perebusan daging dan tulang iga. Air rebusan daging yang pertama harus dibuang. Setelah airnya diganti dan menambahkan beberapa rempah, daging dan tulang direbus lagi dengan menggunakan api kecil hingga empuk. Nah, dengan cara ini, akan didapat daging yang empuuuuk sekali.
Terkadang, untuk mempercepat proses pemasakan, kita menggunakan panci presto untuk memasak daging. Namun menurut saya, hasil masakan dengan menggunakan panci bertekanan tinggi akan berbeda dengan hasil masakan dengan cara konvensional. Daging yang diolah dengan panci bertekanan tinggi akan terasa hambar. Sari-sarinya seperti telah diperas keluar.
Saya lebih suka memasak dengan panci biasa dan menggunakan api kecil. Dengan teknik ini, daging tidak akan kehilangan sari-sarinya, namun teksturnya tetap akan empuk. Walaupun diperlukan waktu yang lebih lama dalam proses memasaknya, namun hidangan yang dihasilkan tidak akan mengecewakan.
Bumbu halus:
Nah, gulai iga sapi pun siap disajikan. Gulai ini akan sangat cocok disajikan dengan potongan lontong atau ketupat. Wah, dapat dijadikan salah satu alternatif lebaran nih, Mak. Selamat mencoba resep gulai iga sapi ini, ya.
Cek juga yuk, berbagai resep lainnya di sini.