Beberapa hari kemarin kita mendapatkan kabar bila presiden RI ke-3 dilanda sakit dan di rawat di RSPAD Gatot Subroto, kabar baiknya saat ini beliau telah kembali pulih walaupun harus banyak istirahat dirumah. Tokoh yang satu ini semenjak selesai menjabat sebagai Presiden RI ke-3 jarang sekali muncul dalam pemberitaan. Kabarnya memang selalu dinanti oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Kabar sakit yang dideritanya kontan langsung menyita perhatian publik. Nah Mak, sedang hangat pemberitaan tentang beliau, kali ini saya ingin mengajak Mak untuk mengenal lebih dekat dengan sosok Bapak romantis ini.
Riwayat Sakit B.J Habibie
Kabar mengejutkan datang dari Presiden ke-3 Indonesia, Bapak B.J Habibie. Di awal bulan Maret 2016, pihak RSPAD Gatot Subroto mengonfirmasi bahwa Habibie memang sedang menjalani perawatan intensif untuk penyakit yang dideritanya. Meskipun saat sakitnya, ada banyak sekali kabar yang beredar tentang apa sebenarnya yang sedang diderita. Ada yang mengatakan terkena infeksi bakteri, ada juga yang mengatakan sakit di bagian lututnya.
Sejak sebulan ke belakang, memang kondisi pak Habibie tidak terlihat seprima biasanya. Di beberapa tayangan, kita bisa lihat Pak Habibie seringkali menggunakan kursi roda. Semenjak dirawat di RS, pak Habibie tidak bisa dijenguk oleh banyak orang. Hanya kalangan terbatas yang bisa menemui beliau, Mantan Presiden SBY dan Presiden Jokowi termasuk diantara beberapa orang yang diberikan pengecualian untuk bisa menemui beliau Pak Habibie, tahun ini menginjak usia yang ke 70 tahun. Di usianya ini, memang kondisi kesehatannya sudah mulai melemah. Sudah beberapa kali, kita dengar beliau harus keluar masuk rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Kita doakan saja ya Mak, semoga beliau diberikan kesehatan dan usia yang panjang.
Awal Karier B.J Habibie
Karier Habibie dalam industri pesawat di tanah air dimulai pada tahun 1970-an. Setelah memperoleh masukan yang memadai, Presiden Soeharto menjatuhkan pilihan, orang yang pantas memimpin lembaga hasil peleburan Divisi Teknologi Maju dan Penerbangan Pertamina dengan Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio adalah Bacharudiin Jusuf Habibie yang saat itu sedang bekerja di sebuah industri pesawat di Jerman.
Putra kelahiran Pare-pare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936 itu meraih gelar doktor dari Technischen Hochschule Aachen, Jerman Barat. Ketika itu Habibie sedang berkarir di perusahaan pembuat pesawat Messerschmitt Boelkow Blohm Gmbh, di Hamburg, Jerman. Jabatan habibie saat itu cukup tinggi, yakni sebagai wakil Presiden dan Direktur Aplikasi Teknologi.
Selama sekitar 13 tahun di perusahaan itu, Habibie terlibat langsung dalam perancangan beberapa pesaat, seperti Fokker F-28, Transall C-130 militer, Airbus A-300, dan pesawat transport D0-31 yang dapat lepas landas dan mendarat secara vertikal (vertical take of and landing).
Di tengah kesibukannya yang luar biasa dalam industri pesawat, Habibie tidak meninggalkan dunia keilmuannya. Habibie menerbitkan lebih dari 40 paper ilmiah di jurnal internasional dalam bidang termodinamika, konstruksi, aerodinamika, serta keretakan mekanik dan konstruksi.
Habibie dikenal sebagai orang yang cerdas. Ia menyelesaikan program Doktornya dengan predikat summa cum laude. Habibie dijuluki sebagai “werner von Braun” – ahli roket Jerman yang membangun roket Apollo untuk melakukan misi pendaratan ke bulan – dari Indonesia.
Habibie semakin dekat dengan rakyat Indonesia, setelah kisah cinta romatisnya ditayangkan di layar lebar. Film Habibie dan Ainun menjadi kisah hidup inspiratif yang muncul pasca meninggalnya Ibu Ainun Habibie di pertengahan tahun 2010.
Kita doakan ya Mak, semoga Pak Habibie, salah satu teladan dan putera terbaik Bangsa Indonesia diberikan kesehatan dan bisa dipulihkan sepenuhnya dari sakit yang diderita. Sosok B.J Habibie yang sangat menginspirasi semoga bisa jadi teladan untuk kita selaku orangtua supaya terus mendampingi anak mengembangkan segala potensi yang mereka punya. Siapa tahu, salah satu dari anak kita akan jadi “the next” B.J Habibie.