Ingat Kembali Esensi Kantong Plastik Berbayar

Gerakan nasional kantong plastik berbayar yang sudah di-launching serempak di 20 kota di Indonesia disambut dengan pro kontra. Mulai dari alasan hak pembeli, menambah pengeluaran, pelit atau tidak pelit, efektifitasnya, dan lain sebagainya. Beberapa hari berjalan belum membawa banyak perubahan pada masyarakat yang berbelanja. Sebagian besar masih menenteng beberapa kantong plastik untuk membawa belanjaan mereka. Rupanya masyarakat harus kembali diingatkan apa esensi dari program kantong plastik berbayar yang sedianya diberikan secara gratis oleh pihak penjual ini.

Mengurangi Sampah

Program ini bersifat nasional karena dicanangkan oleh pemerintah dalam hal ini Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLKH)dalam mengurangi sampah. Menyenangkan bukan jika tahun 2020  nanti Indonesia terbebas dari sampah plastik? Target nyatanya mengurangi 19 ton sampah plastik di 2019. Setidaknya itulah mimpi yang ingin digapai oleh pemerintah. Niat baik ini sudah sepatutnya mendapat dukungan. Tidak hanya dari pemerintah daerah melainkan dari diri kita sendiri. Jika setiap orang memiliki kesadaran untuk mengurangi sampah dengan diet kantong plastik ini dampaknya tentu akan sangat luar biasa. Bermimpilah dulu, siapa tahu bisa terwujud. jalannya tentu dimulai dengan diri kita sendiri, Mak.

Predikat Penyumbang Sampah Plastik Terbesar Dunia

tumpukan sampah kantong plastik

Tahu tidak, Mak, berdasarkan data Jambeck yang diambil tahun 2015 Indonesia adalah penghasil sampah plastik terbesar ke-2 di dunia setelah Cina. Tentu ini bukan sebuah prestasi yang membanggakan, melainkan sebaliknya. Membuat kita malu karena ternyata kita termasuk penyumbang sampah plastik yang sangat banyak jika dibandingkan negara-negara lain di dunia. Itulah sebabnya, sudah sewajarnya jika kita sadar diri untuk melakukan diet kantong plastik ini. Tidak hanya ketika berbelanja di super market yang sudah menerapkan katong plastik berbayar, tapi juga di berbagai tempat.

Baca juga: Trashbag Community: Gunung Bukan Tempat Sampah

Menanamkan Kesadaran agar Masyarakat Membawa Tas belanja Sendiri dari Rumah

Hal yang terutama dari program katong plastik berbayar ini tentu saja bukan uang, melainkan kesadaran masyarakat untuk membawa tas belanja sendiri dari rumah. Hal ini tentu perlu diedukasikan kepada berbagai pihak. Terutama para karyawan supermarket yang sudah menanamkan kebijakan kantong plastik berbayar ini sejak diresmikan 21 Maret 2016 lalu. Hingga tidak ada lagi mereka yang terlihat nyinyir atau bahkan memandang sebelah mata ketika pembeli mereka membawa kantong belanja sendiri dari rumah. Ini tentu bukan masalah pelit atau tidak pelit,melainkan sebagai salah satu dukungan individu yang membantu pemerintah mengurangi sampah plastik.tas belanja pengganti kantong plastik

 

Solusi Hemat untuk Para Emak

Bedakan antara pelit dengan hemat ya Mak. Sebagai para emak yang bervisi ke depan tentu lebih menyukai efisiensi. Termasuk mengalokasikan uang untuk membayar ‘denda’ karena menyumbang sampah kantong plastik untuk keperluan lain. Contoh skala kecil, di Bandung saja. Ketika kita melakukan diet kantong plastik ini, warga Bandung sudah menghemat Rp1 miliar perhari. Skala lebih kecil lagi di rumah kita sendiri, ketika kita berbelanja dalam sebulan 2 x saja. Setiap berbelanja minimal menggunakan 2 kantong plastik maka dalam sebulan kita bisa berhemat Rp800,- dalam setahun berarti bisa berhemat setidaknya Rp9.600,- sekeluarga kita dan suami minimal yang berbelanja berarti berhemat Rp19.200,-. Ini minimal ya, faktanya dalam sebulan kita bisa berbelanja lebih dari 2 x. Bahkan dalam seminggu bisa 2 x belanja. Berapa banyak kita bisa berhemat?

Baca yang ini juga nih Mak: 9 Alasan Mengapa Harus Bawa Tas Belanja Sendiri

Menanamkan Kesadaran untuk Lebih Mencintai Lingkungan Hidup

Ini lebih prinsipil lagi karena sudah menyangkut kesadaran kita bahwa kita masih membutuhkan bumi ini untuk tetap terjaga lingkungannya demi anak cucu kita kelak. Apa kata mereka nanti, jika ternyata seumur hidup kita kita mewariskan mereka tumpukan sampah plastik yang mengotori bumi ini. Berdasarkan data KLHK, dari 100 toko ritel saja dalam 1 tahun sudah menghasilkan 10,95 juta lembar kantong plastik. Wujudnya sampah sebanyak itu setara dengan seluas 5,7 hektare kantong plastik. Sampah sebanyak ini bisa membuat 60 lapangan Sepak Bola, Mak. Jika lahan seluas itu hanya untuk sampah kantong plastik di mana anak cucu kita akan tinggal kelak?

Sudah dalam tahap meresahkan bukan permasalahan sampah kantong plastik ini, Mak? Sekarang sudah tidak perlu berpikir 2x, 3x atau bahkan berkali-kali lagi untuk mendukung program kantong plastik berbayar ini. Itupun jika Anda peduli pada lingkungan hidup, pada anak cucu kita kelak. Stop menggunakan kantong plastik, sekaya apapun Anda. Anda tidak akan bisa membayar kebahagiaan anak cucu kita kelak dengan tumpukan sampah di sekitar mereka. Gunakan tas belanja sendiri kemanapun Anda akan berbelanja, deal?!