Seperti halnya homo, lesbian juga ada yang mengambil peran sebagai laki-lakinya dan ada yang mengambil peran sebagai perempuannya. Perempuan yang berperan menjadi laki-lakinya inilah yang dengan mudah dikenali karena biasanya mereka berpenampilan layaknya laki-laki dari ujung rambut hingga ujung kaki. Walaupun sebenarnya tidak semua perempuan yang tomboy itu lesbian. Banyak juga mereka yang berpenampilan atau bertingkah seperti laki-laki karena alasan lain. Misalnya agar tidak harus dibuat susah dengan penampilan, untuk melindungi diri karena pekerjaan atau lingkungan mereka, dan berbagai alasan lainnya.
Jika Anda melihat perempuan dengan perempuan berpegangan tanganpun saat berjalan pastinya tidak akan mencurigai bahwa mereka lesbian karena begitulah kebiasaan perempuan pada umumnya. Kecuali jika salah satunya terlihat tomboy, barulah pandangan berbeda dari Anda atau bahkan orang lain yang melihat mereka agak sedikit berbeda. Rasa curiga mulai bermunculan bahkan hanya dengan berguman “Wih…lesbi…” Itu saja. Tentu tanpa mencemooh atau memperlihatkan rasa jijik karena mereka juga sama manusia yang harus kita hargai.
Sebagian orang tua tentu kita tidak ingin anak kita juga terjerumus menjadi salah satu pelaku LGBT. Dalam hal ini lesbi yang merupakan perempuan yang memiliki mempunyai kecenderungan untuk menyukai perempuan juga. Setelah sebelumnya kita bahas tentang berbagai hal yang bisa menyebabkan seseorang menjadi homo, kali ini kita akan membahas apa saja yang mungkin menjadi penyebab seseorang menjadi seorang lesbian.
Memiliki Sisi Maskulin yang Dominan
Ketika sisi kepribadiaan seseorang berkembang, pada lesbian didominasi oleh gen yang sifatnya maskulin. Bisa merupakan warisan dari orang tua, nenek, atau bahkan buyut mereka. Itulah yang menyebabkan postur tubuhnya lebih menyerupai laki-laki dibandingkan perempuan. Bentuk tubuh yang mulai terlihat berbeda ketika ia beranjak remaja. Biasanya hal ini membuatnya menjadi minder hingga akhirnya ia benar-benar membuat dirinya terlihat seperti laki-laki. Mulai dari memilih baju-baju hingga aksesori yang dikenakannya. Jika terjadi pada wanita maka berkembang pada disorientasi seksual yang lebih menyukai perempuan.
Perlakuan yang Salah yang Didapatkannya
Biasanya para ibu atau bahkan ayah yang terlalu menginkan anak laki-laki sementara yang lahir lagi-lagi perempuan yang juga memiliki kecenderungan untuk frustasi. Akhirnya ia memaksakan obsesinya dengan menjadikan anak perempuannya seperti anak laki-laki. Mulai dari memakaikan beragam jenis baju laki-laki, aksesorisnya, sepatu, dll. Ia juga diajarkan untuk bertindak dan bersikap layaknya seorang laki-laki. Mulai dari olah raga laki-laki, mainan anak laki-laki, dll.
Terlanjur Dilabeli Sebagai Laki-Laki
Postur tubuh yang terlihat macho atau mirip laki-laki membuat seorang perempuan juga seringkali dilabeli secara mskulin. Panggilan “Ganteng”, “Macho”, “Tomboy”, “Berotot”, “Gagah”, “Wanita Perkasa”, dll yang menunjuk pada sosok laki-laki. label tersebut secara tidak langsung akan melekat ke dalam dirinya. Seiring dengan berjalannya waktu ia akan menjadikannya benar-benar seperti apa yang dilabelkan kepadanya. Padahal sama sekali tidak tepat bukan ketika ada perempuan ganteng, perempuan macho, dsb? Tapi begitulah kenyataan yang seringkali terjadi pada mereka kaum Lesbian.
Salah Didikan Orang Tua
Tak sedikit orang tua bercerai dari suaminya lalu menjelek-jelekan suaminya yang tidak lain adalah ayah dari si anak perempuannya ini. Akhirnya secara sadar atau tidak, ibunya telah membuatnya membenci sosok laki-laki hingga membuatnya justru merasa nyaman dengan perempuan dibandingkan laki-laki. Pun ketika kekerasan terjadi di dalam sebuah rumah tangga dimana sang Ibu selalu menjadi korban penyiksaan ayahnya juga membuat kecenderungan lesbi ini menjadi semakin kuat. Akhirnya ia mengubah dirinya menyerupai laki-laki karena merasa membuatnya lebih aman dan mencari sosok perempuan yang membuatnya lebih nyaman.
Pernah Menjadi Korban Laki-Laki
Korban di sini dalam artian pernah disakiti oleh laki-laki. Siapapun itu yang membuatnya mengalami kejadian yang traumatis dalam hidupnya. Akhirnya tumbuhlah penilaian bahwa laki-laki selalu bisa berbuat apa saja. Ia selalu merasa tidak aman ketika didekatnya ada laki-laki, pun di sekelilingnya. Sebaliknya, bersama teman perempuan ia akan merasa lebih nyaman dan merasa aman. Lambat laun kecenderungan lesbian semakin kuat dan menjadikannya seorang lesbian.
Lingkungan Sekitar
Ketika ia hidup di lingkungan yang kebanyakan perempuan yang mandiri, sukses tanpa hadirnya laki-laki maka ketertarikan terhadap laki-laki bisa jadi semakin berkurang. Sebaliknya, ia semakin mengagumi sosok perempuan dan bahkan jatuh cinta pada sosok perempuan. Lama kelamaan ia kecenderungan lesbiannya semakin kuat menjadikannya seorang lesbi.
Hati-hati Mak, sama halnya dengan homo atau bahkan perilaku sek menyimpang lainnya, ketika sering terlihat, sering di baca, atau bahkan sering didengar lama-lama bisa terekam di alam bawah sadar. Bisa-bisa menjadi benih munculnya kecenderungan untuk berorientasi sex menyimpang. Terutama jika hal ini terjadi pada anak-anak dan remaja yang masih labil. Di sini peran orang tua sangat penting untuk memastikan mereka bisa tumbuh dan berkembang sebagaimana kodratnya dengan membentengi mereka dari paparan propaganda LGBT yang semakin merajalela.